Selasa, 27 Desember 2011

Mengisi Liburan Sekolah

Libur telah tiba. Masa liburan sekolah adalah masa yang sangat dinantikan oleh anak-anak atau adik-adik kita yang masih bersekolah. Masa di mana mereka bisa beristirahat sejenak untuk melepas penat atas rutinitas sekolah yang satu semester ini telah mereka jalani, yang cukup menguras tenaga dan otak mereka. Banyak keluarga yang memanfaatkan waktu liburan dengan berwisata. Dengan berwisata, para orangtua dapat melihat keceriaan yang terpancar dari jiwa sang anak. Hal tersebut merupakan hiburan tersendiri bagi para orangtua. Berbicara tentang berwisata, para orangtua bisa merencanakan 'Jelajah Museum' sebagai wisata edukatif bagi sang anak. Jadi, selain anak-anak dapat berekreasi, mereka juga bisa mendapatkan pengetahuan dari bukti-bukti sejarah secara langsung dan nyata, yang belum tentu mereka bisa mendapatkan pengetahuan tersebut di bangku sekolah. Ada banyak sekali museum yang bisa dikunjungi. Salah satu yang bisa menjadi referensi adalah Museum Satwa yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Obyek wisata ini berada sekitar 20 km sebelah barat Kota Malang dan kini menjadi salah satu icon baru wisata Jawa Timur. Museum Satwa merupakan bagian dari Jatim Park 2. Museum ini menyajikan satwa-satwa yang diawetkan dan fosil-fosil purba yang didatangkan dari berbagai Negara diseluruh benua, seperti benua Amerika, Afrika, Asia, Australia, Eropa, Artik, dan Antartika. Sesuai dengan tujuan didirikannya yaitu sebagai Lembaga Konservasi Ex-Situ Satwa Liar, maka seluruh satwa awetan yang ada di Museum Satwa diperoleh tidak dengan sengaja diburu tetapi diawetkan dari satwa yang telah mati. Selain itu Museum Satwa juga menyajikan replika satwa purba seperti Apatosaurus. Tyranosaurus-Rex, Stegosaurus, Mammoth, dan replika satwa purba lainnya. Obyek wisata ini memiliki 4 Gedung Utama (dengan latar belakang Gunung Panderman).

Minggu, 25 Desember 2011

Ini kendaraanku, Apa kendaraanmu?

Kamu tentu sangat setuju bahwa kendaraan diciptakan untuk memudahkan manusia menjangkau tujuan akhir mereka yang sepertinya tidak memungkinkan untuk dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Pilihan berkendaraan jelas memberikan keuntungan dalam hal efektivitas waktu dan energi walaupun terkadang ada rupiah yang harus dibayar a.k.a ongkos. Pilihan berkendaraan pun bermacam-macam, ada yang lebih memilih bersepeda ria, bersepeda motor (termasuk ngojeg), naik bus (termasuk TJ), bajaj getar, mobil pribadi, taksi, dan ada juga kelompok roker (rombongan kereta). Semua tergantung kebutuhan dan fasilitas yang dimiliki tiap individu. Untuk tujuan baiknya, kalau pelajar pasti ke sekolah, mahasiswa ke kampus, dan pekerja pasti tujuannya ke kantor. Kalau yang bukan termasuk golongan ketiga penggiat di atas, yaaa ... mereka punya tujuan mereka masing-masing tentunya. Keinginannya pasti sama, yaitu sampai di tempat tujuan dengan selamat dan tidak terlambat.

Kalau gw sendiri termasuk pekerja yang menggunakan sepeda motor sebagai kendaraan untuk mencapai kantor. Jaraknya lumayan soalnya, dari Mampang/Tendean (Jakarta Selatan) ke Pondok Kelapa, Kalimalang (Jakarta Timur bentar lagi sampe Bekasi). Teman-teman juga pasti sudah punya pilihan kendaraan masing-masing dong ya. Nah, gw mau share nih beberapa hal yang pernah gw alami selama menggunakan sepeda motor dalam kurun waktu lebih kurang 6 bulan terakhir inilah. Berikut kisahnya ….. (maaf kalo kisahnya inkonsisten dan chunky---kepotong-potong)

Hal yang “paling” dalam berkendara sepeda motor yang pernah gw alami:

1. Paling ga suka kalo berada di tengah-tengah kendaraan lain yang sama-sama nglaksonin karena pengen nyalip. Gw praktis berada di posisi yang dilematis.

2. Paling disgusting pas lampu merah, ada mobil bak sampah yang airnya berceceran, aiiiiiiiiikkh baunya naujubile, menohok sampai ke peparu. Tapi harus tetap bersyukur Karena ini punya hidung masih bisa bedain mana bau Taman Bunga mana bau Bantar Gebang.

3. Paling deg-degan pas macet atau ketika lampu merah “tetanggaan” sama mobil tinja. Pada saat itu selalu berharap Final Destination memang merupakan 100% film fiksi yang gak ilmiah. Gak lucu aja kalo tetiba tangki mobilnya bocor. Uuugh....Apa kata dunia?!

4. Paling merasa kotor pas ditilang jual nama bokap yang juga polisi. Itu cukup merusak mood polantas loh...., terlihat dari bibirnya yang mengkrucut dan dahi yang mengerut. Sesungguhnya selalu ada cara yang baik dan lebih baik. Tapi, tak bisa disangkal juga ada cara yang buruk bahkan lebih buruk dalam menyelesaikan suatu kasus. Pada saat itu entah kenapa cara itu yang terlintas di kepala. Mungkin pengaruh tanduk dan ekor merah gw lebih dominan saat itu. Kalo cara yang baikknya kan ikuti aja prosedur persidangannya ya. Akan tetapi, ada juga cara yang lebih buruk, untungnya ga gw lakuin, yaitu selipin duit di STNK. Gw masih ga tega aja kl ternyata uang itu bisa menjadi tiket gw untuk terhindar dari persidangan. Ga tega kenapa? Ga tega karena ga mau aja nanti itu pak polisi ngasih makan anak istrinya dari uang suapan..heheheh (alibi). Eniwei, maafkan anakmu ini Papa. Semoga pasarannya tidak turun ya Pah. Ga lagi-lagi deh...(semoga) :( :) ;) ;p

5. Paling malu waktu kaki kelindes bajaj (ga komersil gitu loh). Pernah pas lagi lampu merah di daerah Manggarai, di sebelah kiri agak depan ada bajaj yang supirnya lagi mantengin lampu lalin (lalu lintas) untuk kembali ke warna hijau. Saat itu, gw juga menantikan hal yang sama. Kesalahan fatal yang menjadi musabab terjadinya insiden 'kakikukelibasbajaj' pada saat itu adalah kaki kiri gw parkir sembarangan. Pas lampu beralih ke warna hijau, sukses lah itu ban bajaj ngelindes kaki gua, di mana waktu itu gua pake sendal jepit pula. Dan abang bajajnya sontak melongok ke belakang (mungkin beliau berasa seakan-akan telah ngelintasin polisi tidur) dan gw ....stay cool, sok-sok'an tidak terjadi apa-apa sambil nahan rasa cenat-cenut di kaki selama perjalanan hingga tiba di rumah.

6. Paling shock ketika nabrak seorang wanita Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara (TNI-AU), sebut saja Bunga (disamarkan), yang juga berkendara sepeda motor yang beruntungnya tidak berujung di kursi pelaminan. Sang korban pun juga bilang bahwa masih untung yang ditabrak dia, coba kalo orang lain yang juga memiliki profesi yang sama, ga tau deh. Hmm,, gw juga turut berpikir kemungkinan terburuk kalo hal itu benar terjadi. Bisa jadi gw diiket di turbin pesawat atau diterjunin dari ketinggian 30 ribu kilometer di atas permukaan laut, tanpa parasut dan pelampung. Eniwei, orang Indonesia memang pandai bersyukur ya. Sudah celaka namun masih aja bilang untung....Subhanallah (33x).

7. Paling sok bener ketika insiden rem mendadak. Kejadian kaya gini tak ayal yang belakang nabrak kendaraan yang ada di depannya (ya iyalah ya). Wkt itu gw yang nabrak. Dikit sih, cuma bikin plat nomor motor di depan gw agak meletot, plus bawaannya si korban yang ditaruh di depan motor, yaitu satu kantong plastik biru besar berisi pakaian mental ke luar arena. Lintasan pentalannya masih cukup terekam di memori ini. Masih inget pelajaran Fisika SMP ga??, yang judulnya GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan), nah kaya gitu, coba bayangin sendiri. Padahal waktu itu gw juga lagi bawa satu kardus snack untuk acara kantor, yang gw taruh di depan dan diapit oleh kedua kaki. Jadi posisi waktu itu memang sedikit ngengkers. Lalu, dengan gentle-nya gw berhenti dan turunin standar satu, si korban juga melakukan hal yang sama—turunin standar satu. Gw, dengan segala kerendahan hati sambil agak membungkukkan badan, meminta maaf walau ternyata dia tak merespon, bahkan tak bersuara apa-apa. Si korban ambil itu dia punya barang dan gw betulin plat nomornya yang meletot tadi. Pas si doi mulai ngegas, gw melihat standar motornya belum dikembalikan ke posisi normal, dengan iba-nya gua ngejar tu motor sambil klakson-klakson dan teriak “Mas ...standar!!! Mas standarnya mas!!!”, tapi tetep aja dia gak denger, padahal gw dah ngelepas masker dan kaca helm dah gw buka. Tapi karena gw orang yang ambisius, gw terus mencoba mengejar. Namun, pengejaran gw sempat terhenti dikarenakan gw jg mendengar bunyi klakson dari pengendara lain yang ada tepat di belakang gw. Pas dia udah ada tepat berada di samping gw, si doi pun bilang sambil buka kaca helm “mas, standarnya!”. Omaigod, gw juga belon mengembalikan posisi standar gw ke awal. Mungkin ini yang disebut “maling standar teriak maling standar”.

8. Paling scary... (ngomongnya ala Syahrini) ketika ada penyebrang jalan yang seolah-olah gak tau kode etik menyebrang. TKP'a adalah daerah Kalimalang (rute harian Mampan-Kalimalang) sebelum lampu merah pertama kalo dari arah Cawang. Lagi asyiknya bermotor ria dengan jalan yang ga begitu padat, eeeh... tetiba ada seorang bapak berpakaian seperti dari sebuah padepokan tertentu (pakai baju dan celana hitam, ikat kepala dan ikat pinggang kain batik warna cokelat) menyebrang. Apa yang bikin gua terperangah????, beliau ini menyebrang sambil angkat Arit di tangan kirinya untuk nyetopin laju kendaraan sepeda motor gw. Astagaaaa, itu bikin gua takjub luar binasa. Gw kira selain Kapak Merah juga ada Arit Merah, itupun bukan di lampu merah sebenarnya. Syukur, praduga gua tak beralasan, ternyata memang beliau dari pinggiran Kalimalang yang ingin kembali ke rumah. Nampaknya abis babat taneman..huft.


So far, yang masih tebenang-benang sih ke delapan poin di atas ya soal berkendaraan yang gw alami 6 bulan terakhir ini. Tapi sob, ini cerita bukannya ga ad juntrungannya loh. Maaf, bukan bermaksud untuk menggurui, tapi mau share hal-hal yang mungkin memang butuh untuk di-share walaupun saya sebenarnya juga masih berproses. Kalaupun kurang berkenan dan mau di-remove ini note, it would be fine :). Tapi dah keburu dibaca setengah ya. Yaaa udah atuh sok lanjut dibaca aja...hehehehehehe.

Jadi teman-teman, seperti layaknya kamu memilih kendaraan untuk mencapai tempat tujuan kamu dengan selamat setiap harinya, sudahkah juga kamu memilih kendaraan yang tepat untuk mencapai tujuan hidup kamu--mari kita sebut dengan Dreams??? Jika belum, mari kita pikirkan dari sekarang, bagi yang sudah terus pelihara keyakinan kamu untuk pencapaiannya. Sudah sejelas apa Dreams yang telah lama kamu ingin capai? Atau bahkan kini sudah tertumpuk di sudut dengan lapisan debu yang bisa jadi terlupakan? Bisa jadi juga Dreams tersebut telah terkubur bersama asa yang putus, tekad yang mulai pudar, opini negatif orang sekitar, dan ketidakpercayaan diri kamu sendiri? Jika memang begitu ayo ingat kembali di sudut mana kamu menaruh Dreams tersebut, bersihkan debunya dan letakkan di tempat yang paling ekslusif yang kamu miliki. Gali kembali Dreams kamu yang sempat bersemayam di lubang yang salah, karena kamu seyogyanya meletakkan Dreams kamu di lubang harapan yang memiliki pencahayaan yang baik agar tetap tumbuh kemudian menghasilkan buah yang ranum yang bisa dinikmati pada saat panen.

Sentuh kembali tujuan akhir kamu, apakah pencapaian tersebut kamu dedikasikan untuk orang-orang terkasih dalam hidup kamu: ibu, ayah, adik, kakak, nenek, kakek, suami, isteri dan buah hati kamu; untuk orang-orang di sekitar kamu yang juga kamu sayangi; atau mungkin untuk tujuan-tujuan yang lebih konkret seperti kepemilikan rumah mewah, mobil mewah, perjalanan ke luar negeri, termasuk wisata rohani, menyekolahkan anak di sekolah internasional, dan lain sebagainya. Mulailah dari sekarang buat pola pemikiran kamu bahwa Life will be worth living if you think about “the way of life” instead of “how to life”. Jadi hidup ini bukan hanya memikirkan bagaimana cara untuk hidup, melainkan bagaimana membuat hidup ini menjadi lebih hidup. Mengenai kendaraan yang akan kamu pilih, tergantung dari diri kamu. Mengutip dari Om Mario Teguh, semua pekerjaan sesungguhnya bersifat netral. Semua tergantung dari yang menjalankan. Lakukan yang terbaik di setiap pekerjaan yang kamu miliki, maka hal itulah yang membuat kalian berhasil. Ingat, bukan dari pekerjaannya, tetapi cara kamu memperlakukan pekerjaan kamu.

Untuk menutup dan membuat seolah-olah cerita di atas memiliki korelasi dengan pembahasan ini (sepertinya memang ada sih ya), sesungguhnya tidak ada jalan yang rata. Banyak kerikil-kerikil kecil yang menyertai perjalanan kita selagi berkendaraan menuju Dreams kita. Sulit??? Ya, memang, tetapi tidak ada yang mustahil! Telisik kembali kata IMPOSSIBLE. Jika diuraikan justru menjadi I'M POSSIBLE. Mari kita jaga sikap positif kita, jangan sampai kita terhenti di perjalanan kita. Toh sukses datangnya tidak terduga. Bisa jadi ketika kita berhenti sebenarnya tinggal beberapa milimeter lagi kesuksesan itu kita capai. Semua pasti ada masanya, di mana kita menabur, memupuk, kemudian menuai.

NO ACTION NOTHING HAPPENS, DO ACTION MIRACLES HAPPEN.

Ceuuuumngaaadh Kakak!!! :D

Rabu, 03 Agustus 2011

“Guru berkarakter menggenggam Indonesia”



Menjadi seorang guru bisa jadi bukanlah pilihan profesi yang paling diminati banyak orang, tetapi menjadi seorang guru yang pasti merupakan profesi yang menbanggakan, terlebih menjadi seorang guru yang berkarakter. Maka, pantaslah judul yang diusung dalam esai ini adalah “Bangga menjadi guru, guru berkarakter menggenggam Indonesia”. Ada dua poin yang dapat digarisbawahi dalam topik ini, yaitu bangga menjadi guru, dan guru berkarakter menggenggam Indonesia.
Bagaimana seseorang yang telah memilih profesi guru sebagai pilihan hidupnya tidak merasa bangga terhadap dirinya? Dari sentuhan tangan seorang guru lahirlah manusia-manusia hebat yang kita kenal, seperti B.J. Habibie, yang dikenal sebagai presiden yang sangat jenius. Bahkan mungkin ketika seorang anak ditanya ingin menjadi apa ia ketika besar nanti, mungkin ia akan menjawab ingin menjadi B.J. Habibie. Presiden RI yang ketiga ini dinobatkan sebagai pemilik paten terbanyak dalam bidang kedirgantaraan di dunia (dan belum tekalahkan), NASA pernah membeli kerangka pesawat yang dirancang olehnya dan masih banyak lagi prestasi yang dicapainya. Selain B.J. Habibie, Indonesia juga memiliki March Boedihardjo, bocah Indonesia, yang mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong (HKBU) yang akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun (dari 2007). Ada juga, Muhammad Arief Budiman yang merupakan anak pekerja pabrik tekstil GKBI itu sekarang menjadi motor riset utama di Orion, salah satu perusahaan riset bioteknologi terkemuka di Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat. Jabatannya: Kepala Library Technologies Group. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam eksekutif kunci perusahaan genetika itu.
Prestasi-prestasi gemilang yang dicapai oleh tokoh-tokoh di atas merupakan contoh konkrit yang sudah pasti membuat mantan-mantan guru mereka, baik di sekolah dasar, menengah maupun perguruan tinggi berhak untuk merasa bangga. Contoh kecil kebanggaan dari seorang guru yang pernah saya rasakan adalah melihat mereka bisa dengan senang hati mengikuti pelajaran yang disampaikan, mereka aktif bertanya, dan berani untuk salah. Hal ini berangkat dari hakikat belajar, yaitu perjalanan yang tidak pernah berakhir dalam pembinaan dan pemahaman diri. Dari sini, guru sangat berperan dalam menganalisis serta perbaikan cara-cara belajar dituntut agar tetap berlangsung bersinambungan.
Pendidikan yang berorientasi pada siswa seyogianya mengutamakan cara-cara belajar, dan bukan sekedar memelajari materi ajar. Dalam dunia yang serba tidak menentu, sulit untuk meramalkan keterampilan yang diperlukan, dan bahkan yang sudah kita pelajari pun akan segera menjadi usang. Sekiranya dunia begitu cepat berubah, maka mutlak diperlukan kesigapan untuk mengatur langkah dalam melakukan proses belajar mengajar. Untuk itu visi saya di dalam dunia pendidikan adalah menyiapkan pendidikan yang berorientasi pada perkembangan siswa, mengandung makna menyiapkan siswa untuk menjadi pelajar yang mampu belajar secara sempurna dengan memahami tata cara menyajikan bahan baru bagi pengembangan siswa. Selain, itu saya juga akan menanamkan nilai yang seharusnya dimilik oleh siswa, di luar sekedar memenuhi tuntunan masyarakat.
Visi ini terbentuk dari kondisi yang terjadi sekarang ini. Sekolah seharusnya menjadi dunia yang khusus dan lain dari dunia masyarakatnya, di mana, anak-anak dapat merasa aman, bahagia, dan bebas menikmati masa kanak-kanaknya tanpa perduli sedikitpun atas tuntutan dari masyarakatnya. Namun, kondisi yang terjadi adalah anak-anak hanya merasakan bahwa bersekolah menjadi keharusan yang mau tidak mau harus mereka tunaikan, tanpa motivasi yang besar dalam menjalaninya untuk menggapai apa yang mereka cita-citakan di masa depan. Apa sebenarnya yang salah dengan hal ini? Sistem pendidikannya kah? Itu bisa menjadi faktor utama. Kurikulum kita menuntut terlalu banyak dari para siswa, bahkan menuntutkan hal-hal yang tidak perlu bagi mereka, sehingga memberatkan mereka, menjadikan mereka jenuh dan loyo. Akibatnya, mereka tidak menyukai pelajaran itu, lalu menjadi muak dan tidak bersemangat lagi. Selain itu orang-orang tua modern, lebih-lebih yang berada, menginginkan anak-anaknya terampil dalam banyak hal, tanpa memperdulikan tahap perkembangan mereka. Maka mereka mengirim anak-anaknya ke pelbagai kursus, seperti bahasa Inggris, musik, berenang, bela diri, dan sebagainya. Karena tuntutan yang melampaui batas kemampuan ini, anak-anak menjadi stres.
Kita sadar, tak cukup bila pendidikan hanya membekali anak-anak dengan pengetahuan. Saatnya untuk memikirkan agar sedini mungkin anak-anak diajak masuk ke dalam pemahaman dan pengalaman nilai-nilai, rasa dan keadilan. Semuanya ini tentu ditujukan agar anak-anak dapat memahami diri, sesama, dan dunianya, sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Namun, yang harus kita hasilkan bukanlah pebelajar penurut, melainkan pebelajar yang kritis, pengamat yang berani memiliki pendapat yang benar namun mungkin berbeda yang sifatnya kontradiktif dan original, serta yang minat dan memotivasi belajarnya tinggi. Kak Seto mengatakan bahwa pada dasarnya anak-anak itu senang meniru dan kreatif. Anak-anak pada dasarnya senang meniru karena salah satu proses pembentukan tingkah laku mereka adalah dengan cara meniru. Anak-anak yang gemar membaca pada umumnya adalah anak-anak yang mempunyai lingkungan di mana orang-orang di sekelilingnya juga gemar membaca. Dengan demikian, orang tua dan guru dituntut untuk bisa memberikan contoh-contoh keteladanan yang nyata akan hal-hal yang baik, termasuk perilaku kreatif dan bersemangat dalam mempelajari hal-hal baru. Selain itu, anak-anak pada dasarnya sangat kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang luas, tidak takut salah, berani menghadapi risiko, bebas dalam berpikir, senang akan hal-hal yang baru, dan sebagainya. Karena sebagai aktor utama di sekolah dalam pembentukan pribadi siswa, guru yang berkarakter harus terus dibentuk karena guru itu sendiri merupakan digugu dan ditiru. Guru yang berkarakter adalah guru yang mencintai murid-muridnya dengan tulus, mencintai pekerjaan, luwes dan mudah beradaptasi dengan perubahan dan tidak pernah berhenti belajar. Cinta yang tulus kepada murid merupakan modal awal mendidik mereka. Seorang guru menerima anak didiknya apa adanya, tidak membeda-bedakan dan mendorong mereka untuk melakukan yang terbaik pada dirinya. Guru yang mencintai pekerjaannya akan senantiasa bersemangat. Ia tidak akan merasa terbebani dan bosan. Guru yang luwes terhadap perubahan selalu mencoba menemukan cara-cara baru dalam teknik mengajar yang efektif. Terlebih lagi kurikulum di Indonesia yang acap kali berganti, namun tetap saja muatannya membebani siswa.

Pendidikan bukan berarti memberikan dan memaksakan dunia dan pengetahuan kita kepada anak-anak kita. Pendidikan yang demokratis harus memberlakukan beragam metode yang menggali kemampuan siswa untuk berperan secara aktif, dengan mengakui perbedaan kemampuan intelektual, kecepatan belajar, sifat, sikap, dan minatnya. Dengan begitu bukan tidak mungkin Indonesia mampu menelurkan penerus-penerus bangsa selanjutnya, yang tidak kalah gemilang dibandingkan dengan B.J. Habibie, March Boedihardjo, dan Muhammad Arief Budiman. Bagaimanapun, sebuah pencapaian dari seorang murid merupakan hadiah terindah bagi sang guru. Inilah kebanggan yang sesungguhnya dari profesi guru.
Untuk menutup berikut puisi yang saya buat dan saya dedikasikan untuk seluruh guru di Indonesia.
Guru....
Setiap langkahmu adalah ibadah
Setiap denyut nadimu adalah kembang asa
Setiap hembusan nafasmu adalah pelita bangsa
Jangan biarkan mutiara-mutiara bangsa ini redup
Teruslah jaga sinarnya
Tetaplah setia menunggu kilaunya
Bertahanlah,
karena engkaulah cahaya yang memendarkan kemilaunya